Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Purwakarta-Saat bangun tidur setelah shalat subuh dilanjut dengan ngopi pagi hari, layaknya generasi millenial lainnya yang akrab dengan media sosial sebagai makanan sehari -hari, tanpa terencana karena sudah hampir menjadi rutinitas. Saya selalu membuka Smartphone dan langsung melihat media sosial (medsos) untuk mencari informasi terkait soal perkembangan yang sudah dilaksanakan dalam estapeta kepemimpinan daerah Purwakarta.
Pagi itulah saya mendapatkan hembusan ingatan yang dulu pernah dijanjikan bahkan menjadi suatu program unggulan dalam kepemimpinan 10 thn kebelakang. Mungkin jika saya menceritakan soal ini dianggap gak berguna atau apalah namanya, tapi tak apa ngopi lagi ajah.
Boleh dicek dan boleh juga dihiraukan, hampir semua kalangan terutama kalangan mahasiswa yang tergabung dalam suatu organisasi di intra maupun di ektra kampusnya. Saya kira lupa atas jati dirinya sendiri sebagai sosial Control, agent of change, dan lain sebagainya, bahwa mereka melupakan tugas mereka yang selalu membicarakan soal perubahan, dalam setiap riungan dalam lingkaran diskusiannya dan dalam hal ngawangkong lainnya.
Maaf saja, ketika saya menengok ke belakang ternyata baru sadar jalanan ini cukup terjal, berbahaya dan berliku. Saya merasa penting berhenti sejenak dan hanya lewat tulisan ini untuk memberitahu dan memberikan informasi bagi orang-orang yang belum kesini, mereka mesti tahu betapa dibodohi bahkan dinina bobokan selama 10thn yang lalu. Jalanan yang kita semua tempuh ini jika tidak dicarikan solusi mau jadi apa, apakah kita mau dan sudi jika terus dinina bobokan?
Tapi jangan khawatir, saya tidak dalam rangka menakut-nakuti. Biasanya senekat-nekatnya orang menempuh jalanan yang berbahaya pasti karena mengejar sesuatu yang besar, berhubungan dan berharga dengan masa depan orang banyak, bagi dirinya sendiri dan umumnya bagi masyarakat purwakarta.
Saya berusaha mengingat-ngingat bahwa banyak program yang tidak selesai dengan apa yang telah dikeluarkan dalam Peraturan Bupati diantaranya :
1. Membuat program guru agama yang sebanyak 582 guru. Terdiri dari, 551 guru agama Islam, 25 guru agama kristen, 03 guru agama hindu dan Budha, disetiap sekolah SD maupun SMP.
2. Menjadikan Purwakarta menjadi kota budaya/kearipan lokal.
3. Melarang peserta didik memakai kendaraan bermotor dengan memberikan solusi setiap sekolah dipasilitasi Bus angkutan Pendidikan.
Mungkin masih banyak kalau disebutkan satu persatu didalam tulisan saya ini, bahwa purwakarta belum sampai kepada tujuan apa yang telah direncana oleh kepemimpinan 10th yang lalu. Saya harap Masyarakat dan Khusunya mahasiswa bisa mengontrol, mengadvokasi dan menjadi pengawasan dalam suatu perubahan yang telah dilakukan bahkan dijadikannya suatu program unggulan semenjak 10thn kebelakang.
Bahkan tidak hanya disini tulisan ini berhenti, bahkan sayapum masih heran dan masih belum terobati dalam kebingungan ini soal APBD Purwakarta begitu meningkat dari tahun 2017 s/d sekarang PAD purwakarta cukup meningkat bahkan sangat meningkat, akan tetapi bukan suatu peningkatannya yang akan saya ceritakan, tetapi tentang transparansi anggran yang telah dilaksanakan oleh Pemerintahan Daerah Purwakarta, saya kira kalau misalkan Purwakarta ada dalam peningkatan di Pendapatan Asli Daerah, dan yang lainnya, Pemerintah sendiri memberikan informasi atas prestasi suatu peningkatan dalam Keuangan Daerah.
Sebagai orang yang telah melewati itu dan tahu perubahannya dimana, sudah selayaknya kita memperhatikan Kepemimpinan selanjutnya dalam kinerja dan memegang amanahnya untuk kesejahteraan masyarakat. Berikan mereka suatu kesejahteraan, keadilan dalam suatu program yang telah di laksanakan maupun yang baru ditetapkan.
Dan saya mengharapkan pemimpin yang adil dan bijaksana seperti yang telah dijelaskan dalam kitab _Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Marom_
"Allah mengawali tujuh kelompok dengan menyebut ‘orang yang adil’ terlebih dahulu karena kehidupannya itu menyangkut dirinya dan nasib orang banyak. Pemerintah yang adil ini adalah ia yang mematahkan ‘duri’ orang-orang zalim dan pelaku kriminal. Ia adalah sandaran kaum dhuafa dan orang-orang miskin. Dengan kehadiran pemerintah yang adil, urusan publik terselesaikan sehingga mereka merasa aman dan terjamin jiwa, harta, dan nama baiknya,”.
Terimakasih, mohon maaf jika ada kesalahan. Kritik dan sarannya sangat diharapkan apalagi ajakan ngopi-ngopinya.
Penulis : Ahmad Syarifudin (KETUA EXTERNAL PC PMII Purwakarta.
Editing : Kusnadi.
0 Comments